Pekalongan – Bala bencana kembali turun di wilayah Jawa Tengah. Sebuah tanah longsor yang melanda di Petungkriyono, Pekalongan, telah berakibat fatal dengan korban jiwa dan kerugian materiil. Sejumlah satuan tanggap bencana bergerak cepat dalam upaya heroik pencarian dan evakuasi korban. Saat ini, seratus personel Satbrimob Polda Jawa Tengah telah dikerahkan ke lokasi kejadian untuk misi kemanusiaan yang mendesak.
Detasemen Brigade Mobil (Satbrimob) Polda Jateng tidak hanya terjun dalam pencarian korban, tetapi juga memberikan dukungan logistik dengan mendirikan dapur umum berbentuk foodtruck. Langkah ini diambil guna memenuhi kebutuhan pangan para pengungsi yang terdampak oleh longsor.
Irwasum Polri Komjen Pol Dedi Prasetyo memberikan apresiasi atas gerak cepat Satbrimob. “Polri sangat prihatin dan berduka atas peristiwa longsor. Kami mendapat laporan pencarian korban masih berlangsung. Terima kasih kepada Satbrimob Polda Jateng yang langsung turun ke Lokasi longsor ikut bersama-sama mencari korban yang masih hilang,” ujarnya. Dengan nada penuh kehati-hatian, Komjen Pol Dedi Prasetyo juga mengingatkan para personel yang terlibat dalam operasi SAR untuk waspada akan potensi longsor susulan.
Operasi pencarian korban difokuskan di dua lokasi, dengan masing-masing 50 personel Satbrimob bekerja di Petungkriyono dan di lokasi tanggul Jebol Sungai Pencongan. Selain pencarian, Satbrimob bersama dengan komunitas setempat dan relawan lainnya berupaya membangun tanggul buatan sebagai tanggap darurat terhadap insiden tanggul yang jebol.
Dalam upaya evakuasi darurat, personel Satbrimob menggunakan perahu karet untuk mengevakuasi warga yang terdampak banjir, terutama lansia dan mereka yang memerlukan perawatan medis, dari rumah mereka. Upaya penanganan bencana ini dilakukan di tengah kondisi yang menyulitkan, dimana longsor telah memutus akses jalan dan aliran listrik di sembilan desa terdekat.
Korban longsor di Petungkriyono tercatat telah menyentuh angka tragis dengan 18 orang meninggal dunia dan sembilan lainnya dicurigai masih tertimbun. Tim SAR masih melakukan pencarian hingga pukul 17.45 WIB. Tragedi ini diawali oleh hujan berintensitas tinggi yang turun dari Minggu malam hingga Senin pagi, memicu longsor yang terjadi sekitar pukul 17.30 WIB pada hari Senin tanggal 20 Januari 2025.
While the community mourns and emergency services continue their endeavors, there is a palpable demand for a comprehensive review of the region’s disaster readiness infrastructure. This incident highlights the urgent need for preventive measures and effective land management to mitigate the risk of future landslides, ensuring the safety and resilience of vulnerable communities across Jawa Tengah.
Kesedihan mendalam dan usaha penolongan terus berlanjut, sementara terasa kebutuhan mendesak akan evaluasi menyeluruh terhadap kesiapan infrastruktur antisipasi bencana di wilayah tersebut. Peristiwa ini menonjolkan perlunya langkah pencegahan dan pengelolaan lahan yang efektif untuk mengurangi risiko longsor di masa depan, menjaga keamanan dan ketahanan komunitas yang rentan di seluruh wilayah Jawa Tengah.