Tribratanews.polri.go.id – Mataram. Tenaga Kesehatan Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Korem 162 Wira Bhakti sebanyak 1.000 personel disiapkan untuk mempercepat vaksinasi Covid-19 di Provinsi NTB. Sebelum terjun mempercepat proses vaksinasi, para personel diberikan pelatihan di Polda NTB, Selasa, 2 Maret 2021.
Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah, mengapresiasi keterlibatan aparat dalam progres vaksinasi di NTB. Itu merupakan satu langkah untuk mempercepat vaksinasi yang ditargetkan mencapai 75 persen.
“Saya sangat mengapresiasi terobosan kreatif Polda NTB membentuk Batalyon Vaksinator TNI-POLRI untuk mempercepat pencapaian target vaksinasi 75 persen populasi penduduk NTB dalam tahun ini,” jelas Wakil Gubernur NTB.
Wakil Gubernur NTB juga mengatakan masyarakat NTB mulai sadar akan kebutuhan vaksin. Banyak masyarakat yang mengantre untuk mendapatkan vaksin.
Kapolda NTB, Irjen. Pol. Muhammad Iqbal, S.I.K., M.H., mengatakan, virus Covid-19 dan vaksin hampir sama dengan MotoGP. Berlomba menuju yang pertama. Jika vaksin menjadi yang pertama diterima masyarakat, ia optimistis pandemi akan berakhir.
Mantan Kadiv Humas Polri tersebut mengatakan vaksin tahap tiga di NTB akan dilaksanakan pada Mei mendatang.
“Rencananya vaksin tahap ketiga akan dilaksanakan mulai Mei 2021, untuk mempersiapkan segalanya, petugas vaksin harus dilatih dulu supaya lebih profesional dan maksimal melayani dan membantu masyarakat,” jelas Kapolda NTB.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Lalu Hamzi Fikri menjelaskan, pelaksanaan vaksin di masyarakat akan menggunakan dua metode, yakni metode jemput bola dan pelaksanaan vaksin di puskesmas dan posyandu yang ada.
Tahapan pertama, orang yang akan disuntik vaksin harus lolos verifikasi pendaftaran melalui aplikasi Pcare atau manual. Kemudian ke pos dua untuk skrining dan anamnase. Di pos ini calon penerima vaksin akan diperiksa secara detail termasuk ada tidaknya penyakit penyerta.
Jika lolos di pos dua, tahapan berikutnya adalah pemberian vaksin corona yang berada di pos tiga. Usai disuntik, penerima vaksin akan menjalani masa observasi selama 30 menit di pos empat. Observasi ini untuk melihat gejala klinis yang muncul setelah pemberian vaksin atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).