“Karena kita akan menghadapi Nataru, kita tahu dengan pengendalian laju COVID-19 yang kita laksanakan, maka aktivitas masyarakat mulai dilonggarkan karena sudah dilakukan penurunan level di masing-masing PPKM. Namun demikian saya ingatkan kita tidak boleh lalai, abai dan harus waspada,” kata Sigit, dikutip dalam keterangan tertulis Divisi Humas Polri.
Jenderal bintang empat itu mengingatkan, meskipun angka COVID-19 Indonesia sudah mulai bisa dikendalikan, namun hal itu tak lantas membuat penanganan dan pengendalian pandemi menjadi tidak maksimal lagi ke depannya.
Sigit menegaskan, kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan (prokes) harus tetap dilakukan meskipun laju pertumbuhan COVID-19 telah menurun. Apalagi, ketika menghadapi libur-libur panjang nantinya.
“Kuncinya bagaimana di tengah relaksasi dan kesempatan yang diberikan untuk aktivitas, prokes harus dilaksanakan secara ketat dan kuat,” ujarnya.
Menurut mantan Kabareskrim Polri itu, upaya antisipasi ini membutuhkan kedisiplinan dan kesadaran dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
“Untuk menjaga prokes karena kita lihat di beberapa wilayah saat ini sudah mulai kendor terutama penggunaan masker,” ujar Sigit menambahkan.
Sigit khawatir, bila masyarakat dan semua pihak yang terlibat tidak waspada dan hati-hati akan ada potensi meningkatnya kembali angka COVID-19 terutama saat libur Natal dan Tahun Baru mendatang.
Peningkatan tersebut bisa karena beberapa faktor, seperti meningkatnya mobilitas masyarakat.
“Ini kalau tak hati-hati kita hadapi Nataru akan ada potensi mobilitas yang tinggi, kerumunan dan ini berdampak kepada meningkatnya angka COVID-19. Karena di negara tetangga kita masih terjadi fluktuasi terhadap angka covid,” ucap Sigit.
Sigit kembali mengingatkan, bahwa keberhasilan Indonesia dalam penanganan dan pengendalian COVID-19 saat ini, membuat Indonesia berada di peringkat nomor satu di Asia Tenggara. Tren positif ini harus tetap dipertahankan ke depannya.
Ia pun menyebut kolaborasi antara penegakan aturan, disiplin prokes, pelaksanaan 3M dan 3T serta percepatan vaksinasi adalah kunci untuk tetap bisa mengendalikan laju pertumbuhan COVID-19.
“Kolaborasi antara penegakan aturan, disiplin prokes, 3M dan 3T serta vaksinasi ini menjadi kolaborasi untuk menjaga laju COVID-19 betul-betul bisa dikendalikan,” tutur Sigit.
Di sisi lain, Sigit menekankan kepada jajaran TNI-Polri dan “stakeholders” untuk terus bersinergi dan bergandengan tangan demi mewujudkan target Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) guna mencapai vaksinasi 70 persen pada akhir tahun ini.
Menurut dia, strategi yang dilakukan mulai dari vaksinasi massal, “door to door” untuk menyentuh masyarakat terpencil khususnya masyarakat rentan, lansia dan juga masyarakat yang memang memiliki risiko tertentu harus dilaksanakan secara agresif.
“Tentunya ini menjadi bagian kontribusi TNI-Polri yang bergabung dengan ‘stakeholder’ yang ada untuk bisa melakukan akselerasi vaksinasi yang menjadi harapan Pak Presiden,” tutup Sigit.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2021