“Intinya untuk server, data, aplikasi-aplikasi Polri serta sistem keamanan semuanya hingga saat ini aman,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Sabtu (20/11).
Namun demikian, ia belum dapat menjelaskan lebih lanjut mengenai keabsahan data yang diduga milik anggota Polri untuk kemudian disebarkan oleh peretas tersebut di media sosial.
Dedi pun tak merinci apakah Korps Bhayangkara telah memperbarui sistem keamanan pasca-peretasan tersebut.
Sejauh ini, penyidik Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri tengah melakukan pendalaman untuk memburu pelaku pembobolan data tersebut.
“Sedang ditangani oleh Dittipidsiber Bareskrim. Nanti kalau sudah ada updatenya diinfokan,” ucap Dedi.
Dalam hal ini, akun twitter @son1x666 membagikan data-data tersebut pada 17 November 2021 sekitar pukul 14.45 WIB. Ia mencantumkan tiga tautan yang diduga berisi salinan data pribadi anggota Polri tersebut.
“POLRI – Indonesian National Police Hacked. 28k logins and personal information leaked,” tulis peretas itu.
Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) mendesak agar dugaan kebocoran database kepolisian itu diinvestigasi secara tuntas dan akuntabel. Pasalnya, investasi diperlukan untuk memastikan pemenuhan hak-hak subjek data.
ELSAM menilai bahwa setiap insiden kebocoran data yang melibatkan institusi publik mencuat, hampir tidak pernah ditemukan proses investigasi yang dilakukan secara akuntabel.
Sumber : CNN Indonesia